Rabu, 07 Oktober 2015

Gurau rindu

Ketika detik menggerakan windu dan ketika embun tersenyum menyambut subuh, bisa ku lihat dirimu terkulai di beranda ma'hadmu. Ku hela nafas ini dengan penuh nestapa seraya setetes rindu menangis dalam diam di sela-sela penantian.
Tiap tetes air mata adalah benih ketakutan.
Lisan kalam ku tak berhenti bercibir menuangkan segala kegelisahan dalam otak
Terlukis akan lentikan indah karya sang pencipta.. hidung mungil tertera rapi di selipkan diantara kedua khad, dagu simpul tertanam rapi di tahta syafatain, pijar mata ma'rifat yang terbalut sempurna oleh kelopak, semua terbingkis indah akan selendang berenda
Sosok embun penyejuk dalam setiap tundukan pandangannya,,
yang bertabur berjuta duri yang tak seorangpun mampu menyentuhnya,
Jiwaku telah kehilangan arah, tuntunlah hamba yang menyedihkan ini. Biarlah langit memakiku, biarlah iblis memujiku, aku terus terpaku dan terus dipalu oleh kerinduan. Racuni saja aku!
Ngaliyan, 8 oktober 2015

Selasa, 06 Oktober 2015

Senandung dipenghujung malam

Senandung di penghujung malam..
Rintihan kecil terdengar dari suara ponsel yang diabaikan begitu saja oleh pemiliknya yang telah berselancar terlebih dahulu menyambangi lautan mimpi nya..
Suara halus beserta hawa dingin namun tak membekukan nya pun ikut berlalu begitu saja melewati udara bumi atlas..
Entah mengapa batin ku belum memanggil sukma tuk ikut bersama seperti insan kebanyakan..
Air hitam pahit nan kental sengaja masuk menelusuri kerongkongan
Ragaku pun jatuh.. mencoba sedetik tuk tenangkan jiwa
Rasa itu pun datang merangkak lambat di kelopak mata
Senandung untuk sang pemuda di harinya..

Senin, 05 Oktober 2015

Selamat Pagi Sastra Indahku

Aku tulis saja semaunya,
perkosa kata tanpa setubuhi makna
sebab tak pandai bertutur merenda kata
atas namakan cinta bertahta bahasa lantunkan puja

selendangku bukanlah indahnya sastra
yang menghiasi tubuh para pujangga kata
yang sanggup memikat hati tuan dan nona
mencipta ledakan yang mampu luluhkan rasa

aku hanya pencuri kata-kata
dari senyum dan tangisnya cinta,
bahagia pun duka, jalang siang juga rona senja
kutulis sekedar menikmati keindahan anugrah semesta
menjadi keluh kesah malamku pada sang dewa cinta
untuk kunistakan saat siang kembali tiba

aku hanyalah durjana menuai kata para pujangga
menjarah sejarah dalam buku kumpulan syair Nusantara
mencoba memahami makna karya sastranya
sambil menikmati kopi pagi bersama hangat sang surya
dan sastra indah itu merupa wajah "INDONESIA"


tempat segala rupa dan warna yang berbeda
menikmati masing -masing tulisan kalamnya
di bawah terang fajar yang sama PANCASILA
dalam genggaman BHINNEKA TUNGGAL IKA
sejajar sebagai suatu bangsa di bawah kibar sang SAKA
Sabang sampai Marauke ikrarkan cinta

kini tercoreng angkara murka
wajahnya lusuh di tubuhnya penuh luka
saat perbedaan menjadi arena perang SARA
entah sampai kapan sastra indahku berduka


selamat pagi sastra indahku
selamat pagi Putra Sang Fajar
kau ku kenang untuk ku lupakan

Kriteriakan dirimu.. jangan mengkriteriakan pasanganmu

Jika dua orang saling menyukai satu sama lain.. bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga.. tunggulah di waktu yang tepat.
Saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang yang bersabar.
Sembari menanti, sibukkan lah diri untuk terus menjadi yang lebih baik.. waktu dan jarak akan menyingkap rahasia sebenarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau malah semakin memudar...